Dear pembacamaya,
Akhir akhir ini aku punya banyak kejadian, bisa dibilang
masalah, kegawatdaruratan atau KEKONYOLAN. Aku nggak tau harus mulai dari mana.
Banyak banget soalnya. Nah, mumpungaku masih ingat, waktu aku wisata (acara
sekolah) ke Bali, aku sama temen temenku ke sana naik bus. Ya, Bus. Ya busna
sih lumayan. Full AC (baca’: kentut). Ya, beneran deh. Dari berangkat sampe
pulang, banyak banget suara surga itu bersaut sautan... untung nggak sampe ke
tempat dudukku. Oh iya sebenernya aku duduk ditemeni temenku (yang namanya
disamarkan untuk menjaga kehormatannya sebagai manusia luar binasa), Monyet
Kuning atau kita singkat jadi Emka. SAYANGNYA... dia bete sama aku. katanya aku
ini rempong, aneh, ya ... gitu deh. Dan kebetulan ada kursi kosong bekas
temennya, namanya Wangi. Ya ... dia pergi meninggalkanku dan tidak kembali
duduk di sebelahku. Tapi tenang ... ada 1orang temenku yang baiknya nggak
ketulungan. Dia IBU ISME banget. Kita panggil aja Cho. Mulai berangkat sampai
pulang,dia ngga berhenti henti ngurusin aku layaknya seperti anaknya sendiri.
Entah itu dari ngebangunin aku dan Emka di pagi hari yang (menurut mataku)
masih remang remang, mandi, ganti baju, beres beres, makan, ngasih tissunya
padahal tissuku baru diambil 2 lembar buat nyumpel hidungku ... sumpah dia bener
bener kaya Ibu. Aku juga pernah mengucapkan sesuatu yang kuharap dia bisa
menganggapnya sebagai ucapan terimakasih, “Cho, kamu bisa minum Aquaku kalo
haus” dan “Cho, kamu bisa make tissuku kalo tissumu sudah habis” dan kalian tau
apa? Aku nggak tau dia pake jimat apa, tissu sekotak yang kemungkinan isinya
sebanyak kotak tissuku itu habis dihari terakhir kita di Bali. Aku berpikir
juga, betapa beruntungnya anak yang Cho lahirkan suatu saat nanti. Wah wah ...
.
Ini terjadi di hari terakhir kita di Bali. Waktu itu,
malam. Kebetulan salah satu teman kamar
ku dijemput kerabatnya, suruh bermalam di rumah kerabatnya itu. Jadi di kamar
kita saat itu berisi 3 ekor. Aku, Emka dan Cho. Emka udah tidur duluan. Dia
pernah berduel sama aku. Duel untuk memperebutkan siapa RAJA PELOR. Dan
hasilnya? Entahlah ... tidak ada yang menentukan, karena nggak ada jurinya.
Hah~ duel yang sangat menegangkan. Akhirnya setelah beres beres aku dan Cho
pesta. Makan LAYS teriyaki salmon, tanpa EMKA. Kita makan sampai tidur.
Kebetulan aku ada udeng tuh di deketku. Aku pake udeng itu di kepala ... turun
dikit, ya mata. Aku jadiberpikir, “ORANG BALI HEBAT, SELAIN BISA BUAT BENDA
UNTUK AJANG GAUL DAN UPACARA ADAT,
TERNYATA INI BISA DIGUNAKAN UNTUK PEMBANTU TIDUR DAN ALAT BANTU SULAP” aku akhirnya
ninggalin Cho tidur.
Tapi sesuatu terjadi ketika aku tengah terlelap. Tiba tiba
otot otot kakiku kayak di tarik ke bawah. Aku kram. Aku coba buka mata. Ah
gelap ... nyalakan lampu! Siapa pun! Terus aku akhirnya khilaf, ah aku pake
udeng. Tapi tanganku tanpa komando nabok punggung Cho. Dia katanya langsung
bangun gitu. “Cho ... tolong ambilin minyak, kakiku kram ini ... aaaahhh” aku
berusaha tidak meraung raung keras. Aku lebih takut dicium Emka kalo aku
ketahuan nggangguin dia molor. Dan aku melepas udeng di mataku. “Apa ini
karma?” pikirku di dalam hati.
Selama perjalanan pulang, aku mengambil suatu pelajaran.
–PAKAILAH BARANG SESUAI DENGAN KEMAMPUANNYA ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MAKE IT BETTER ... [smile]