Assalamualaikum teman teman ...
malam ini ada sesuatu yang pengen aku share sama kalian lagi, because journal still continuing
Total Tayangan Halaman
Selasa, 12 Januari 2016
Senin, 28 September 2015
CEWEK AJA YANG BOLEH BACA [uncompleted]
Iya, seriusan aku juga masih bingung tentang desas desus ini. tapi menurutku ... sepertinya kurang pantas kalau kita nggak menguak hal ini secara mendalam. so sohibku yang baik hatinya, pembahasan ini mungkin aku khususkan buat cewek cewek dan anda yang berjenis kelamin wanita. meski cowo yang baca juga nggak papa sih, kalau dia sudah beristri, tapi aku nggak menyarankan dan bahkan aku melarang kalian untuk insult seseorang cewek dengan bahasan kali ini. sebagai bakal calon dokter, aku juga menyertakan beberapa sumber yang mantap, salah satunya dari WebMD.com ... let's discuss
Selasa, 25 Agustus 2015
Minggu, 19 Juli 2015
Rabu, 15 Juli 2015
IT'S STILL TO BE CONTINUED
hei guys, assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
semoga rahmat Allah Yang Maha Segala galanya melimpah kepada kita, amiin
akhir akhir ini aku dibikin pusing sama beberapa hal.
yang pertama adalah, fakta bahwa aku tidak mudah untuk melupakan seseorang yang berkesan sama aku atau lebih singkatnya sumo, SUSAH MOVE ON ... itu mengganggu dan sekaligus membingungkan. mengganggunya adalah ketika kamu bertemu orang itu, dengan kebingungan yang nggak tau gimana jelasinnya itu kamu bakalan salting (Salah tingkah) sama orang itu. berusaha untuk selalu menghindar, berusaha untuk selalu nggak terlihat didepannya ... itu yang aku rasain. mungkin ini juga karena dulu aku suka, tapi kenapa waktu pertama kali ketemu sama orang itu sebut saja Kodok, (ingat, ini bukan karena aku suka dongeng putri dan pangeran kodok) tapi aku pernah nyebut dia seperti ini. kita pertama kali ketemu di SMP. mungkin dia nggak sadar. tapi aku masih ingat betul ... dan itu pertama kalinya aku mau menghindari dia. sekali lihat udah rasanya pengen lari selamanya. it feels like playing hide and seek ... I'm one of that type ...
mungkin lebih enak kalau aku bikin cerita pendek,
mungkin sedikit berlebihan ketika aku bicara tentang masa SMA dan beberapa waktu yag lalu. berlebihan juga ketika aku bicara tentang perjalananku tentang mencari kepastian atas semua tanda tanda yang hadir di depanku. entah mulai beberapa kata, entah beberapa kisah yang terputar di dalam benakku ketika aku tertidur, semuanya, entah kenapa hanya melihat sekelebat fotonya mungkin nggak cukup 2 tiga jam mikirin.
cukup semua kenangan kupikirkan sendiri.
aku nggak pernah berharap untuk kita bersama terlalu sering. atau berharap dia ada di pikiranku terlalu lama. aku berpikiran bahwa mungkin aku yang sering terbayang bayang ini juga akan menjadi dosa yang kutanggung sendiri. dia bukanlah orang yang sama denganku.
"Kamu itu artinya suka sama dia" kata salah satu teman dekatku, sebutlah ia Dea. ketika ceritaku tentang mimpi semalam kuhamburkan kepadanya. otomatis, mukaku merah padam. menurutku belum pernah rasanya aku menyukai orang hingga terbawa ke mimpi hingga beberapa kali. hampir sering.
aku berusaha untuk bersikap sedewasa mungkin. "mungkin aku hanya terdorong oleh emosi. mungkinkah akan lebih baik untuk menghindar?"
Dea tidak menjawabku. begitu juga Haera, teman dekatku yang lain di tempat yang sama. mereka mungkin sama sama bingung. setiap kali aku bercertia tentangnya sepertinya itu tidak menggerakkan mereka. aku berpikir mungkin ketika aku bercerita tentang orang itu akan justru mengganggu mereka. mungkin mereka ingin aku berpindah ke orang lain. tapi aku sudah berjanji untuk tidak menjalin hubungan apapun sebelum tujuanku tercapai.
terlebih dia tidak sama sepertiku.
Dea dan Haera orang yang baik, mereka mendengarkanku meski kadang ada waktunya mereka terlalu lelah untuk mendengarkan cerita yang sama. cerita, menarik ataupun tidak, kurasa sudah tidak penting untuk mereka. mereka memberikanku sinyal agar aku bisa MOVE ON dari orang itu.
ini sudah mungkin tahun ke 4 tanpa ada perubahan. setiap kali aku dengar namanya hatiku selalu tergerak dan aku selalu ingin menghindar. semua tindakan bodoh sering aku lakukan. tapi hasilnyaaku bahkan tidak dapat melangkah satu langkah pun untuk mendekat bahkan menjauh.
jarak akhirnya memisahkan kami. aku mulai lega saat kudengar dia terlempar di Bandung dan aku memilih di Jogja. kupikir hal ini akan membuatku akan melupakannya dan akan tidak pernah lagi menyinggung tentang dia. tapi hal itu sungguh menyakitkan. aku telah mencoba berbagai cara untuk mengagumi orang lain yang lebih hebat darinya di sekitarku tapi tetap aku kecewa. aku tetap belum bisa.
setiap kali kutemui orang orang yang menurutku mereka tahu bagaimana caranya menghilangkan kegelisahan ini yang kudapatkan hanyalah jawaban jawaban yang tidak bisa aku lakukan sendiri.
di doaku aku selalu berdoa, "Jika memang dia yang Engkau persiapkan untukku, maka berikanlah aku waktu untuk menunggu agar dia menjadi hambaMu, tapi jika Engkau tidak memilihkannya untukku, hamba mohon, jangan Engkau siksa hamba dengan semua tanda tanda ini, jauhkanlah hamba dari dia, jauhkanlah dia dari hamba, agar dia tidak terganggu oleh hamba yang sedang gelisah seperti ini"
aku bukan membenci orang itu. aku hanya ingin kepastian dari Allah. mungkin ini terlalu dini. tapi aku entah mengapa selalu berharap seperti ini. ini sungguh menyiksaku.
secara fisik, dia telihat baik baik saja dan aku bahkan merasa secara fisik, aku yang perlu memperbaiki diriku secara fisik. hanya satu yang aku sayangkan, kepercayaannya.
semoga rahmat Allah Yang Maha Segala galanya melimpah kepada kita, amiin
akhir akhir ini aku dibikin pusing sama beberapa hal.

mungkin lebih enak kalau aku bikin cerita pendek,
mungkin sedikit berlebihan ketika aku bicara tentang masa SMA dan beberapa waktu yag lalu. berlebihan juga ketika aku bicara tentang perjalananku tentang mencari kepastian atas semua tanda tanda yang hadir di depanku. entah mulai beberapa kata, entah beberapa kisah yang terputar di dalam benakku ketika aku tertidur, semuanya, entah kenapa hanya melihat sekelebat fotonya mungkin nggak cukup 2 tiga jam mikirin.
cukup semua kenangan kupikirkan sendiri.
aku nggak pernah berharap untuk kita bersama terlalu sering. atau berharap dia ada di pikiranku terlalu lama. aku berpikiran bahwa mungkin aku yang sering terbayang bayang ini juga akan menjadi dosa yang kutanggung sendiri. dia bukanlah orang yang sama denganku.
"Kamu itu artinya suka sama dia" kata salah satu teman dekatku, sebutlah ia Dea. ketika ceritaku tentang mimpi semalam kuhamburkan kepadanya. otomatis, mukaku merah padam. menurutku belum pernah rasanya aku menyukai orang hingga terbawa ke mimpi hingga beberapa kali. hampir sering.
aku berusaha untuk bersikap sedewasa mungkin. "mungkin aku hanya terdorong oleh emosi. mungkinkah akan lebih baik untuk menghindar?"
Dea tidak menjawabku. begitu juga Haera, teman dekatku yang lain di tempat yang sama. mereka mungkin sama sama bingung. setiap kali aku bercertia tentangnya sepertinya itu tidak menggerakkan mereka. aku berpikir mungkin ketika aku bercerita tentang orang itu akan justru mengganggu mereka. mungkin mereka ingin aku berpindah ke orang lain. tapi aku sudah berjanji untuk tidak menjalin hubungan apapun sebelum tujuanku tercapai.
terlebih dia tidak sama sepertiku.
Dea dan Haera orang yang baik, mereka mendengarkanku meski kadang ada waktunya mereka terlalu lelah untuk mendengarkan cerita yang sama. cerita, menarik ataupun tidak, kurasa sudah tidak penting untuk mereka. mereka memberikanku sinyal agar aku bisa MOVE ON dari orang itu.
ini sudah mungkin tahun ke 4 tanpa ada perubahan. setiap kali aku dengar namanya hatiku selalu tergerak dan aku selalu ingin menghindar. semua tindakan bodoh sering aku lakukan. tapi hasilnyaaku bahkan tidak dapat melangkah satu langkah pun untuk mendekat bahkan menjauh.
jarak akhirnya memisahkan kami. aku mulai lega saat kudengar dia terlempar di Bandung dan aku memilih di Jogja. kupikir hal ini akan membuatku akan melupakannya dan akan tidak pernah lagi menyinggung tentang dia. tapi hal itu sungguh menyakitkan. aku telah mencoba berbagai cara untuk mengagumi orang lain yang lebih hebat darinya di sekitarku tapi tetap aku kecewa. aku tetap belum bisa.
setiap kali kutemui orang orang yang menurutku mereka tahu bagaimana caranya menghilangkan kegelisahan ini yang kudapatkan hanyalah jawaban jawaban yang tidak bisa aku lakukan sendiri.
- kakak tingkatku, Aulia, beliau menyuruhku untuk menyatakan perasaanku padanya terus terang, apa saja yang terjadi padaku dan apa saja yang aku rasakan. setelah itu, tidak perlu ada kontak lagi. menurutku itu sama saja melarikan diri seperti pengecut. sekali lagi, dia berbeda denganku dan perbedaan itu membuat aku seperti ini.
- mencari orang lain. jelas itu masih belum bisa
- aku pernah bercerita tentang sebuah mimpiku kepada teman serumah, dia mahasiswa psikologi di universitas yang sama, dia antusias mendengar ceritaku melebihi Dea dan Haera, tapi tetap saja ujung ujungnya dia tetap belum bisa memberikan jawaban yang membuatku puas, katanya aku harus menunggu. tapi sekarang yang aku dapatkan adalah aku kehilangan kontak dengan temanku ini.
- kutanyakan kepada sepupuku yang dia lebih bisa move on dari pada aku. dia hanya berkesan seperti ini, kamu memang benar benar sudah jatuh hati dengan orang itu.
- cari kesibukan lain, jadi kamu nggak akan pernah ada waktu untuk mikirin dia, saran dari Dea dan Haera
di doaku aku selalu berdoa, "Jika memang dia yang Engkau persiapkan untukku, maka berikanlah aku waktu untuk menunggu agar dia menjadi hambaMu, tapi jika Engkau tidak memilihkannya untukku, hamba mohon, jangan Engkau siksa hamba dengan semua tanda tanda ini, jauhkanlah hamba dari dia, jauhkanlah dia dari hamba, agar dia tidak terganggu oleh hamba yang sedang gelisah seperti ini"
aku bukan membenci orang itu. aku hanya ingin kepastian dari Allah. mungkin ini terlalu dini. tapi aku entah mengapa selalu berharap seperti ini. ini sungguh menyiksaku.
secara fisik, dia telihat baik baik saja dan aku bahkan merasa secara fisik, aku yang perlu memperbaiki diriku secara fisik. hanya satu yang aku sayangkan, kepercayaannya.
Sabtu, 16 Mei 2015
SALAH
Salah terbesar itu kalau menurutku adalah ketika kita akan mencapai sesuatu, kita sudah terburu buru berpikir tentang apa yang akan kita dapatkan ketika sudah mencapainya. itu yang akan menghambat kita. ambisi setingkat apapun juga, itu justru akan membunuh kita.
tolong, jangan pikirkan apa yang kamu dapatkan, pikirkan dulu apa yang bisa kamu kerjakan. itu lebih penting
walaupun benar tanpa ambisi layaknya makanan itu tidak akan mempunyai rasa khas dan tidak diingat orang ketika dominan hambar. kehambaran akan menjadi sama. setidaknya sedikit, ambisi disana bagaikan garam yang ada di dalam makanan. itulah ambisi, penghapus kesetaraan, peragam perbedaan.
Salam,
Achieve it!
tolong, jangan pikirkan apa yang kamu dapatkan, pikirkan dulu apa yang bisa kamu kerjakan. itu lebih penting
walaupun benar tanpa ambisi layaknya makanan itu tidak akan mempunyai rasa khas dan tidak diingat orang ketika dominan hambar. kehambaran akan menjadi sama. setidaknya sedikit, ambisi disana bagaikan garam yang ada di dalam makanan. itulah ambisi, penghapus kesetaraan, peragam perbedaan.
Salam,
Achieve it!
Rabu, 06 Mei 2015
Langganan:
Postingan (Atom)