Total Tayangan Halaman

Jumat, 04 Juli 2014

Ramadhan telah tiba!! [telat ngomong]

Hahaha, dear readers, (kalo ada yang baca selain aku sih,)

Ramadhan telah tiba, tepatnya kemarin pas tanggal 29 Juni 2014, (perasaan barusan kemarin aja 2013nya, barusan dapet laptop ini dari mama pas desember juga....) 29 Juni 2014 juga bertepatan dengan tanggal perang para pejuang STAN (Sekolah Tinggi Administrasi Negara) yang artinya, beberapa temenku berjuang disaat bulan suci dibuka. Haaahhh so sweet ... semoga mereka berhasil dan diberikan jalannya masing masing. Yah, walopun agak telat doainnya, tapi aku berharap Allah swt. Ngasih yang terbaik buat para pejuang STAN yang tahan banting.

Ngomong ngomong tentang ramadhan nih, aku mau kasih opiniku. Ya, ini kan blog pribadi. Apapun yang aku tulis, adalah bentuk bagaimana aku mengenali diriku sendiri, kan? Di post sebelumnya (sebenernya aku lupa, itu udah aku post kan ato masih di draft ... -.-a) aku pernah nulis kalo aku adalah orang yang terlalu sering membohongi diri sendiri, atau nggak bisa jujur sama diriku sendiri. Pertama kali aku berpikir kaya gitu karena aku nggak tau aku bener bener benci atau seneng sama orang ... mungkin karena banyak kabut yang menghalangi mata hatiku untuk melihat binaran cinta cinta yang berjatuhan. Apakah itu dari hati yang lain atau mereka jatuh tepat di hatiku. Hahaha ... dasar tukang ngimpi. Oke oke back to the topic, pertama ... aku pengin di bulan ini aku bisa menemukan AKU yang jujur. Ya jujur sama diri sendiri, orang lain bahkan keinginanku sendiri. Singkatnya, aku pengen jadi AKU YANG JUJUR. Karena jujur nggak akan menyesatkan kita, ingat pepatah jawa, jujur mujur, yang biasa diplesetkan dengan jujur ajur, mujur (beruntung) atau ajur (hancur) adalah lawan yang nyata. Tapi ketika kita bisa selamat di kehidupan selanjutnya, apakah kita akan menolak? Bisa saja kita di dunia ini Cuma kisaran 100 tahun, tapi siapa yang bakal tau jika ternyata apa yang kita kerjakan di dunia akan dihakimi 1000000 tahun di kehidupan selanjutnya? Wallahu a’lam. Tapi, gimanapun juga, JUJUR adalah motivasi ampuh buat aku. Hidup yang hanya diisi dengan kebohongan nggak akan ada artinya, karena kita terus melakukan kesalahan. Dan kebanyakan kesalahan itu adalah dosa. Siapa yang mau berdosa? Kayaknya nggak ada juga sih. Denger kata ‘dosa’ aja udah bergidik apalagi bayangan tentang neraka?  Makannya, jujur adalah kunci pintu gerbang.

Kedua, opiniku tentang ramadhan adalah... sebenernya aku tulis postingan ini adalah hari kedua bulan puasa Ramadhan, dan bukan sejak dari kemarin aku berpikir hal ini, tapi udah dari dulu, ketika pertama kali aku diajari tentang konsep berpuasa di bulan ramadhan. Mungkin di siaran TV atau Radio atau bahkan ada temen2 yang baca baca di media, tentang puasa dari segi medis, religius, psikometsi blabla ... ada yang menyebutkan bahwa berpuasa akan membuat kita terbiasa dengan pola makan yang teratur, karena pada saat berpuasa, bagaimana waktu makan benar benar tertata secara rapi, sahur sekitar jam 4 atau mungkin sebelumnya, lalu tidak tidur hingga subuh, dan memulai aktifitas seperti biasa sampai bedug adzan magrib. Kalo nggak salah baca sih, pencernaan akan memproses makanan kurang lebih selama 6 jam. Mungkin dipertimbangkan juga sbenerapa banyak kita makan. Nah ketika lambung terisi, otomatis proses pencernaan dalam perutpun di mulai. Nutrisi mulai diedarkan ke seluruh tubuh, selama kita bekerja darah yang membawa nutrisi mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Haha, dan selama itu pula, kadar glukosa dalam darah menurun, sampai bedug tiba. Ini bukan masalah ‘balasa dendam’, tapi lebih ke pengaturan. Tentang seberapa banyak kita makan pada saat sahur adalah ukuran pada hari itu, apa saja yang akan kita lakukan. Hanya belajar kah? Berolah raga kah? Melakukan pekerjaan kasar kah? Dan kapan kita beristirahat, singkatnya, makan pada saat sahur hanya menggeser jam makan pagi dan siang secara cukup. Lalu, ketika berbuka juga sama. Apa yang akan kita lakukan pada malam hari dan berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk merestorasi energi yang kita gunakan selama siang tadi. Singkatnya, jangan berlebihan. Jam makan yang diatur seperti itulah yang melenturkan otot pencernaan kita. Tapi jangan lupa untuk makan sayur dan air. Itu penting juga, karena saat puasa, dan beraktifitas tubuh kehilangan bnyak cairan, akibatnya, jika diabaikan kebutuhan cairan dan nutrisi kita nggak Cuma mengamalami dehidrasi, tapi kulit kita juga bakal kering dan kaku. Ingat, setiap sel punya vakuola yang bisa menyimpan air, ada hukum osmosis dan banyak yang lain. Hahahahaha ... (terserah aku mau ngomong apaan, ini blog pribadiku kan ...)

Oke, sebenrnya yang kedua ini nih, apa konsep tentang berpuasa di bulan ramadhan? Merasakan apa yang kaum dhuafa rasakan, itu poin yang aku ingat ... (pertama kali diajari konsep berpuasa itu kalo gak salah waktu SD kelas 3 sih, jadi ya ... maklum hehew) apa yang kaum dhuafa rasakan? Mereka bekerja semampu mereka, memeras keringat yang mereka punya untuk upah yang tidak sebanding dengan keringat dan usaha yang mereka keluarkan. Hanya untuk mengisi perut mereka dan mereka menggunakannya lagi keesokan harinya untuk hal yang sama. Equivalent trade. Hahaha ... aneh juga aku ngomong begitu. Yah maksudku ini macem hukum newton aksi reaksi. Hehe ... aku ini apaan sih, jadi geli sendiri. Oke kita kembali lagi, kaum dhuafa, bahkan banyak diantaranya tidak mempertimbangkan bagaimana rasa makanan yang mereka makan. Yang penting perut terisi. Berhubung rasa itu enak atau nggak, itu merupakan nikmat dari Allah yang diberikan kepada orang orang telah berusaha. Itu yang aku pikirkan. Beberapa dari kita mungkin berpikir, untuk menu berbuka, kita bisa mendapatkan dimana mana karena pada bulan ini, semua menu ramadhan digelar sepanjang jalan kita kembali dari kesibukan. Jadi kenapa bukan stand stand itu yang memberi keistimewaan pada kaum dhuafa yang mencoba konsep newton aksi reaksi secara Cuma Cuma untuk sebulan? Apakah hanya keuntungan itu yang mereka harapkan? Tapi pertanyaan itu akan dijawab seperti ini, kamu belum pernah merasakan seperti apa susahnya pengen sesuatu dan mencarinya sendiri. Kamu masih terlalu kecil untuk ngerti. Yah ... begitulah. Tapi bagaimana aku tau apa yang aku inginkan ketika aku belum bisa jujur sama diriku sendiri? Ya, tapi setidaknya mereka nggak Cuma meraup keuntungan, bisa saja calon penghuni kos seperti aku bersyukur atas kehadiran para pendiri STAND itu, bahkan mungkin aku nggak akan peduli tentang celotehanku ini ... sama seperti mereka. Karena perutku terlalu lapar dan aku hanya ingin perut ini terisi, tapi naudzubillah, semoga nggak begitu. Mereka yang beribadah dan melakukan sekecil amalan akan mendapatkan balasannya sebesar biji zarrah, emang aku belum pernah lihat biji sawi itu, tapi yang dimaksud mungkin adalah balsan yang setimpal. Jadi kenapa kita hanya berharap biji zarrah, jika dengan kebaikan yang setulus tulusnya kita bisa mendapatkan sebesar besarnya pahala? Bukankah itu yang akanyelamatkan kita? Hehehe ... oke sampe mana tadi ... (btw, ternyata sampe sini aja celotehanku lumayan banyak ya? Tanganku ternyata lebih cerewet daripada mulutku ... atau singkatnya, aku bisa curhat dengan tangan? Macem cowok cowok di komik aja deh .... -.-a) orang orang yang sedang diuji akan mebolak balikkan fakta bahwa ketika mencicipi hidangan sudah enak atau belum tidak akan membatalkan puasa mereka, karena yang digunakan adalah sensori pengecapan, lidah. Lalu bagaimana dengan konsep awal puasa? Apakah kaum dhuafa benar benar peduli akan apa yang mereka makan sementara perut mereka terus meronta ingin diisi, tapi jangan seperti orang yang nggak makan 7 tahun, terus apa yang ada langsung dimasukkan dimulut tanpa mengenal adab makan. Jangan jadi manusia tidak beretika dong ... baca dulu doa buka puasa, terus bismillah, hap ... subhanallah ... alhamdulillah. Bukankah itu lebih nikmat? Lalu, biasanya, nih, orang orang puasa sering melakukan ‘balas dendam’, mereka punya banyak rezeki untuk dibelanjakan, lalu mereka membeli makanan yang mereka sukai, bukankan menghambur hamburkan sesuatu itu termasuk temannya setan? Aku sih ogah ... makannya, aku selalu bilang sama mama, ma, gorengannya kaykanya segini cukup deh, sayurnya kayanya segini cukup deh, nasinya segini aja cukup deh, menunya ini aja cukup deh ... ya, entah kenapa perutku memang selalu kenyang dengan apa yang ada. Alhamdulillah, jadi aku nggak buat persediaan cepet menipis .... (ngok!)

Udah deh, itu aja. Aku berharap kita, aku dan kamu bisa jadi lebih baik setelah ini untuk selanjutnya ... dan semoga Allah selalu menunjukkan jalan buat kita, hehehe, kalo ada salahnya aku minta koreksi ya, nih ada kolom komen dibawah, aku akan sangat senang kalo kalian mau ngoreksi apa yang salah dan menambahkan opini kalian sendiri. (itu juga kalo ada yang mau baca blog ini ...) hehehe. Ijou desu, yonde itadaite, arigatougozaimashita ....

Wassalamualaikum,



Salam


Bluecherry34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKE IT BETTER ... [smile]

Mengenai Saya

Pengikut